31 May 2015

kembaran diri

Ada yang bilang kalau setiap manusia yang lahir itu punya kembaran , bisa di bilang saudara sejati.
Saudara sejati adalah roh halus yang lahir bersama kita , bisa di bilang jiwa yang ada di dalam tubuh setiap makluk hidup. jiwa dan raga saling ada, untuk saling melengkapi agar kita tetap hidup .
Saya dulu pernah bertanya pada seorang paranormal dari tulungagung , gimana agar kita bisa menemui saudara sejati kita !
beliau menjelaskan ,Menemui saudara sejati artinya adalah menemui kembaran diri yang ada di dalam tubuh manusia. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa dipercaya adanya kembaran diri di dalam tubuh manusia, mereka berjumlah empat orang dan semuanya wajahnya persis seperti kita.Mereka bersatu di dalam tubuh manusia dan berwujud menjadi diri kita yang sekarang ini.hal ini telah menjadi kepercayaan masyarakat Jawa secara turun temurun dan telah menjadi syarat utama dalam mempelajari ilmu Jawa tingkat tinggi atau disebut ilmu kasepuhan (ilmu jawa tua). Jadi sebelum mempelajari ilmu apapun, seseorang harus bisa menguasai dulu ilmu yang satu ini, yaitu mengenal jatidiri. Setelah itu baru diperbolehkan menguasai ilmu lainnya.
Ada beberapa cara untuk menemui saudara sejati kita , salah satunya dengan melakukan ragasukma.
Ragasukma tingkat tinggi ini tidak membutuhkan makhluk lain sama sekali, karena anda benar-benar berangkat ke alam roh sendirian dengan dipandu oleh guru sejati, yaitu kembaran diri anda sendiri yang akan membawa sukma anda. Jasad kita akan ditinggal sendirian di kamar, namun dijaga dengan rapat oleh adi ari-ari yang sakti mandraguna. Tidak akan ada satupun setan yang berani mengusiknya.

Dalam bahasa Jawa, kakang kawah ini disebut roh suci, dan raga halus kita (pancer) disebut sukma sejati. Jika kita telah berhasil menemui kakang kawah maka kita akan bisa menemui saudara yang lainnya, yaitu adi ari-ari yang berada di langit bawahnya.

Dalam wujud fisik, adi ari-ari adalah batur yang keluar setelah lahirnya si jabang bayi. Dan kakang kawah adalah air ketuban yang keluar duluan dan kemudian disusul oleh si jabang bayi. Mereka pasti akan keluar dalam waktu bersamaan ketika kita lahir, hanya saja urutannya berbeda.
Kakang kawah keluar duluan sehingga disebut kakak, kemudian disusul si jabang bayi yang disebut pancer dan terakhir keluar adalah adi ari-ari yang berperan sebagai adik. Mereka semuanya adalah makhluk hidup dan memiliki roh. Roh inilah yang sekarang kita cari. Mereka semuanya bersatu di dalam batin manusia, merekalah yang membawakan sifat dan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu juga ada makhluk dari luar kita yang langsung menempel ke si jabang bayi saat sedang dilahirkan, mereka disebut kori. Tapi hal ini tidak perlu dibahas karena terlalu panjang. Menurut beberapa orang guru besar ilmu Jawa, makhluk gaib penunggu tubuh manusia jumlahnya ada dua belas. Jika kita bisa menyatukan mereka kesemuanya maka akan bisa memperoleh sabdo pandito ratu, yaitu segala ucapannya akan terkabul atas ijin yang maha kuasa yakni Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk lebih jelasnya , coba kalian cari seorang guru yang bener-bener mengerti tentang  ilmu sedulur papat limo pancer. tulisan ini hanya untuk sebagai ilmu dan pemahaman bahwa kita hidup didunia ini tidak sendiri . kalau kita mau mengasah diri kita , kita akan megetahui banyak hal yang bermanfaat , jadi teruslah untuk belajar . terimakasih.semoga bermanfaat...........................

12 May 2015

TRAH



Dalam pola hubungan kekerabatan atau silsilah di dalam Kraton di Jawa di kenal istilah trah. Menurut arti harfiahnya trah adalah garis keturunan atau diistilahkan tepas darah dalem atau kusuma trahing narendra, yakni orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan atau keluarga besar secara genealogis dalam hubungan tali darah (tedhaking andana warih). Banyak sekali orang merasa bangga menjadi anggota suatu trah tertentu namun kebingungan saat menceritakan runtutan silsilah atau trah leluhur yang mana yang menurunkannya. Seyogyanya kita masih bisa menyebut dari mana asal-usul mata rantai leluhur yang menurunkan agar supaya dapat memberikan pengabdian kepada leluhur secara tepat. Dengan demikian rasa memiliki dan menghormati leluhurnya tidak dilakukan dengan asal-asalan tanpa mengetahui siapa persisnya nenek-moyang yang telah menurunkan kita, dan kepada leluhur yang mana harus menghaturkan sembah bakti. Jika kita terputus mengetahui mata rantai tersebut sama halnya dengan mengakui atau meyakini saja sebagai keturunan Adam, namun alur mata rantainya tidak mungkin diuraikan lagi.

SEDULUR PAPAT KEBLAT, LIMA PANCER



Keblat Papat,Lima Pancer, di lain sisi diartikan juga sebagai kesadaran mikrokosmos. Dalam diri manusia (inner world) sedulur papat sebagai perlambang empat unsur badan manusia yang mengiringi seseorang sejak dilahirkan di muka bumi.  Sebelum bayi lahir akan didahului oleh keluarnya air ketuban atau air kawah. Setelah bayi keluar dari rahim ibu, akan segera disusul oleh plasenta atau ari-ari. Sewaktu bayi lahir juga disertai keluarnya darah dan  daging. Maka sedulur papat terdiri dari unsur kawah sebagai kakak, ari-ari sebagai adik, dan darah-daging sebagai dulur kembarnya. Jika ke-empat unsur disatukan maka jadilah jasad, yang kemudian dihidupkan oleh roh sebagai unsur kelima yakni pancer. Konsepsi tersebut kemudian dihubungkan dengan hakekat doa; dalam pandangan Jawa doa merupakan niat atau kebulatan tekad yang harus melibatkan unsur semua unsur raga dan jiwa secara kompak. Maka untuk mengawali suatu pekerjaan disebut dibutuhkan sikap amateg aji (niat ingsun) atau artikulasi kemantaban niat dalam mengawali segala sesuatu kegiatan/rencana/usaha).  Itulah alasan mengapa dalam tradisi Jawa untuk mengawali suatu pekerjaan berat  maupun ringan diawali dengan mengucap; kakang kawah adi ari-ari, kadhangku kang lahir nunggal sedino lan kadhangku kang lahir nunggal sewengi, sedulurku papat kiblat, kelimo pancer…ewang-ewangono aku..saperlu ono gawe ….





5 May 2015

Guru Sejati. Melalui 3 langkahnya (Triwikrama) Dewa Wishnu (Yang Hidup), mengarungi empat macam zaman (kertayuga, tirtayuga, kaliyuga, dwaparayuga), lalu lahirlah manusia dengan konstruksi terdiri dari fisik dan metafisik di dunia (zaman mercapada). Fisik berupa jasad atau raga, sedangkan metafisiknya adalah roh beserta unsur-unsur yang lebih rumit lagi. Ilmu Jawa melihat bahwa roh manusia  memiliki pamomong (pembimbing) yang disebut pancer atau guru sejati. Pamomong atau Guru Sejati berdiri sendiri menjadi pendamping dan pembimbing roh atau sukma. Roh atau sukma di siram “air suci” oleh guru sejati, sehingga sukma menjadi sukma sejati. Di sini tampak Guru sejati memiliki fungsi sebagai resources atau sumber “pelita”  kehidupan. Guru Sejati layak dipercaya sebagai “guru” karena ia bersifat teguh dan  memiliki hakekat “sifat-sifat” Tuhan (frekuensi kebaikan) yang abadi konsisten  tidak berubah-ubah (kang langgeng tan owah gingsir). Guru Sejati adalah proyeksi dari rahsa/rasa/sirr yang merupakan rahsa/sirr yang sumbernya adalah kehendak Tuhan; terminologi Jawa menyebutnya sebagai Rasa Sejati. Dengan kata lain rasa sejati sebagai proyeksi atas “rahsaning” Tuhan (sirrullah). Sehingga tak diragukan lagi bila peranan Guru Sejati akan “mewarnai” energi hidup atau roh menjadi energi suci (roh suci/ruhul kuddus). Roh kudus/roh al quds/sukma sejati, telah mendapat “petunjuk” Tuhan –dalam konteks ini hakikat rasa sejati– maka peranan roh tersebut tidak lain sebagai “utusan Tuhan”. Jiwa, hawa atau nafs yang telah diperkuat dengan sukma sejati atau dalam terminologi Arab disebut ruh al quds. Disebut juga sebagai an-nafs an-natiqah, dalam terminologi Arab juga disebut sebagai an-nafs al-muthmainah, adalah sebagai “penasihat spiritual” bagi jiwa/nafs/hawa. Jiwa perlu di dampingi oleh Guru Sejati karena ia dapat dikalahkan oleh nafsu yang berasal dari jasad/raga/organ tubuh  manusia. Jiwa yang ditundukkan oleh nafsu hanya akan merubah karakternya menjadi jahat.
Menurut  ngelmu Kejawen, ilmu seseorang dikatakan sudah mencapai puncaknya apabila sudah bisa menemui wujud Guru Sejati. Guru Sejati benar-benar bisa mewujud dalam bentuk “halus”,  wujudnya mirip dengan diri kita sendiri. Mungkin sebagian pembaca yang budiman ada yang secara sengaja atau tidak pernah menyaksikan,   berdialog, atau sekedar melihat diri sendiri tampak menjelma menjadi dua, seperti melihat cermin. Itulah Guru Sejati anda. Atau bagi yang dapat meraga sukma, maka akan melihat kembarannya yang mirip sukma atau badan halusnya sendiri. Wujud kembaran (berbeda dengan konsep sedulur kembar) itu lah entitas Guru Sejati. Karena Guru Sejati memiliki sifat hakekat Tuhan, maka segala nasehatnya akan tepat dan benar adanya. Tidak akan menyesatkan. Oleh sebab itu bagi yang dapat bertemu Guru Sejati, saran dan nasehatnya layak diikuti. Bagi yang belum bisa bertemu Guru Sejati, anda jangan pesimis, sebab Guru Sejati akan selalu mengirim pesan-pesan berupa sinyal dan getaran melalui Hati Nurani anda. Maka anda dapat mencermati suara hati nurani anda sendiri untuk memperoleh petunjuk penting bagi permasalahan yang anda hadapi.
Namun permasalahannya, jika kita kurang mengasah ketajaman batin, sulit untuk membedakan apakah yang kita rasakan merupakan kehendak hati nurani (kareping rahsa) ataukah kemauan hati atau hawa nafsu (rahsaning karep). Artinya, Guru Sejati menggerakkan suara hati nurani yang diidentifikasi pula sebagai kareping rahsa atau kehendak rasa (petunjuk Tuhan) sedangkan hawa nafsu tidak lain merupakan rahsaning karep atau rasanya keinginan.
Sarat utama kita bertemu dengan Guru Sejati kita adalah dengan laku prihatin; yakni selalu mengolah rahsa, mesu budi, maladihening, mengolah batin dengan cara membersihkan hati dari hawa nafsu, dan  menjaga kesucian jiwa dan raga. Sebab orang yang dapat bertemu langsung dengan Guru Sejati nya sendiri, hanyalah orang-orang yang terpilih dan pinilih.

4 May 2015

Ikatan Islam DAN Ilmu jawa

Aji kesaktian Ilmu Jawa pernah di kuasai oleh seorang pendekar sekaligus bangsawan yang bernama Raden Said atau lazim disebut sunan Kalijaga atau sunan Kalijogo. Kemudian setelah Raden Said masuk islam dan bergelar sunan Kalijaga, maka dalam menyiarkan dakwahnya sunan Kalijaga tidak menghapus tradisi Jawa yang sangat kental dengan kadigdayaan dan adat istiadat asli Jawa, namun memasukkan nuansa islam ke dalam tradisi Jawa, termasuk ilmu kesaktian Jawa juga diawali dengan bacaan-bacaan islam.
Sehingga akhirnya dengan cepat islam bisa diterima ditanah Jawa sebagai agama mayoritas. Oleh karena itu sunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari walisanga mendapat julukan sebagai Da'i terbaik atau penyebar agama islam terbaik di tanah Jawa. Kemudian sejak saat itu muncul berbagai aliran islam kejawen.

Ranggawarsita. Ilmu islam kejawen juga diajarkan oleh seorang pujangga terkenal dari keraton Surakarta Hadiningrat, yaitu Raden Mas Hangabehi Ranggawarsita atau terkenal dengan julukan Ronggowarsito. Ranggawarsita lahir pada tanggal 24 desember 1873 dan wafat pada usia 73 tahun. Ranggawarsita merupakan peramal ulung dan pujangga besar dari keturunan ningrat yang dikenal dengan buku-bukunya tentang berbagai macam aji kesaktian tanah Jawa paling terkenal hingga sekarang.

Kesaktian Ilmu Jawa

Prabu Aji Jayabaya. Dalam hal kesaktian, keampuhan ilmu Jawa sudah terkenal sejak jaman kerajaan kuno ditanah Jawa, misalnya ketika masa berdirinya kerajaan panjalu atau kediri, dimana prabu Aji Jayabaya yang merupakan raja pertama kerajaan panjalu pernah menguasai salah satu kesaktian dari ilmu Jawa.

Jayabaya lahir pada tahun 1135 dan terkenal dengan ramalannya yang mampu menembus masa depan hingga ratusan tahun yang akan datang dengan sangat tepat. Kemudian ramalan Jayabaya dibukukan oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Jayabaya merupakan salah satu peramal paling senior dari 7 peramal ulung terhebat di dunia sepanjang sejarah seperti Nostadramus dari Italia, Vangelia Pandeva Dimitrova dari Bulgaria, Jucelino Nobrega da Luz dari Brasilia, Edgar Cayce dari Amerika serikat, Mother Shipton dari kerajaan Inggris, dan Sollog dari Amerika Serikat.

Prabu Anglingdarma. Anglingdarma adalah seorang pendekar sekaligus raja dari kerajaan Malawapati yang menguasai aji kesaktian ilmu Jawa dan dipercaya pernah ada di pulau Jawa. Prabu anglingdarma terkenal dengan ilmunya bisa merubah wujud menjadi binatang apa saja dan juga bisa menguasai berbagai jenis makhluk gaib. Prabu Anglingdarma merupakan sebuah cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Jawa bahwa benar-benar pernah ada.

Belajar ilmu jawa


PengertianIlmu Jawa atau dalam bahasa Jawa kuno disebut ngelmu kejawen adalah ilmu yang mengajarkan tata cara dalam kehidupan bermasyarakat agar sesuai dengan tradisi dan kebiasaan orang Jawa. Ilmu ini merupakan pegangan para raja, patih, pendekar dan masyarakat tanah Jawa tempo dulu hingga sekarang.  Ilmu Jawa sangat identik dengan aji kesaktian, walaupun sebenarnya ilmu Jawa lebih cenderung merupakan sebuah tatanan atau aturan dalam hidup bermasyarakat yang bersumber dari kawruh Jawa, yaitu ilmu pengetahuan dan budaya orang Jawa, yang akhirnya lebih populer dengan sebutan Ilmu Jawa.

Oleh karena itu sebenarnya dalam belajar ilmu Jawa bukanlah ingin mendapatkan kesaktian atau kadigdayaan, melainkan belajar memahami dan melaksanakan tata cara dalam hidup bermasyarakat agar bisa menjadi manusia yang baik. Dengan melaksanakan kehidupan bermasyarakat yang baik dengan sesama umat manusia dan senantiasa mengadakan komunikasi dengan sang pencipta, maka seseorang akan mendapat derajat yang mulia dan memperoleh linuwih atau kelebihan dari yang maha kuasa. Itulah arti ilmu Jawa yang sebenarnya.



Ilmu Jawa sangat erat hubungannya dengan cerita pewayangan, dimana dikisahkan bahwa Arjuna berputra Abimanyu, Abimanyu berputra Parikesit, Parikesit berputra Yudayana, Yudayana berputra Gendrayana, Gendrayana berputra Jayabaya, Jayabaya memiliki putri bernama Pramesti, dan dari rahim Pramesti inilah lahir seorang putra bernama Prabu Anglingdarma, yang akhirnya menurunkan raja-raja di tanah Jawa. Hal ini bisa dimaklumi karena menurut kepercayaan orang Jawa, cerita pewayangan adalah gambaran dari kehidupan manusia di dunia yang memang benar-benar ada.

17 Apr 2015

wanita ideal menurut jawa kuno


Masyarakat Jawa dulu sudah punya kriteria wanita ideal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mencari calon istri. Berikut adalah kriterianya:

1. Kusuma Wicitra
Ibaratnya bunga mekar yang sangat mempesona, yang siap untuk dipetik. Wanita yang ideal sebaiknya mempersiapkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan agama, mengharumkan dirinya dengan perbuatan baik, menjaga kehormatan dan kesucian dirinya.

2. Padma Sari
Ibaratnya bunga teratai yang sedang mekar di kolam. Bunga teratai dalam budaya Jawa merupakan simbul kemesraan, sehingga yang dimaksudkan dengan wanita ideal dalam konsep ini adalah wanita cantik yang penuh kasih mesra hanya bila bersama dengan suaminya.

3. Sri Pagulingan
Ibaratnya cahaya yang sangat indah di peraduan/singgasana raja. Wanita yang ideal sebaiknya tidak hanya cantik jasmaninya, namun juga dapat mempersembahkan dan menunjukkan kecantikannya hanya kepada suaminya ketika berolah asmara di peraduan.

4. Sri Tumurun
Ibaratnya bidadari nirwana yang turun ke dunia. Wanita yang ideal sebaiknya cantik raga dan jiwanya. Ini dibuktikan dengan kesediannya untuk “turun”, berinteraksi dengan rakyat jelata, kaum yang terpinggirkan untuk menebarkan cahaya cinta dan berbagi kasih.

5. Sesotya Sinangling
Ibaratnya intan yang amat indah, berkilauan. Wanita yang ideal sebaiknya selalu dapat menjadi perhiasan hanya bagi suaminya, sehingga dapat memperindah dan mencerahkan hidup dan masa depan suaminya, juga keluarganya.

6. Traju Mas
Ibaratnya alat untuk menimbang emas. Ini merupakan simbol wanita setia yang selalu dapat memberikan saran, pertimbangan, nasihat, demi terciptanya keluarga yang sakinah.

7. Gedhong Kencana
Ibaratnya gedung atau rumah yang terbuat dari emas, dan berhiaskan emas. Ini merupakan simbul wanita yang berhati teduh dan berjiwa teguh sehingga dapat memberikan kehangatan dan kedamaian bagi suami dan keluarganya.

8. Sawur Sari
Ibaratnya bunga yang harum semerbak. Wanita yang ideal sebaiknya dikenal karena kebaikan hatinya, keluhuran budi pekertinya, kehalusan perasaannya, keluasan ilmunya, kemuliaan akhlaknya. Kecantikan fisik dan kekayaan harta yang dimiliki wanita hanya sebagai pelengkap, bukan syarat mutlak seorang wanita ideal.

9. Pandhan Kanginan
Ibaratnya pandhan wangi yang tertiup angin. Ini merupakan simbul wanita yang amat menggairahkan, menawan, dan memikat hati. Dapat dilukiskan sebagai: tinggi semampai, berparas cantik, berkulit kuning langsat, berbibir merah alami, berpayudara montok, murah senyum, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, dapat memberikan keturunan.

Itulah orang dulu. Seiring dengan perkembangan peradaban, maka kriteria tersebut sudah banyak berubah meskipun masih ada saja yang memakai parameter-parameter tersebut.

Dari sisi agama tentu pertimbangan yang paling utama adalah keimanan. Tauhid yang kuat akan bisa menjadi penahan/peneguh dalam menghadapi segala macam persoalan kehidupan. Pada intinya manusia hidup adalah menjadi utusan Allah dan semua tindakan dalam niatan karena Allah (ikhlas). Karena diyakini inilah pijakan yang paling mendasar menuju kepada kebahagiaan.
 Wallahu Alam