Seorang
pria Jawa memiliki kehidupan yang sempurna atau lengkap bila memiliki 5 hal
yaitu : curigo, wismo, turonggo, kukilo, garwo . Wah,
apakah itu?
1. curigo (senjata)
curigo atau keris bisa diartikan sebagai
pekerjaan atau penghasilan. Seorang pria Jawa dikatakan hebat kalau punya
pekerjaan atau penghasilan. Pada jaman dulu ini diartikan juga sebagai senjata
atau mempunyai kemampuan untuk melindungi dirinya, bisa berwujud juga kemampuan
kanuragan yang dimiliki.
2. wismo
wisma berarti rumah atau tempat
tinggal. Pada jaman dahulu pria Jawa harus memiliki istananya. Kalau diartikan
di jaman sekarang punya tempat tinggal sendiri yang dibeli dengan kemampuan
sendiri baru dikatakan sebagai pria sejati.
3. turonggo
turonggo artinya kuda, bisa diartikan
kendaraan. Makin lengkap seorang pria Jawa kalau memiliki kendaraan yang bisa
membawanya kemanapun.
4. kukilo
kukilo bisa diartikan sebagai burung,
atau kalau diterapkan di jaman sekarang adalah hewan piaraan, burung berkicau
atau hobi dan kesenangan. Hobi menunjukkan karakter seseorang.
5. garwa
garwa merupakan kependekan
darisigaraning jiwoyang bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah separuh
jiwa, dengan kata lainisteri. Sungguh sangat bertolak belakang dengan
apa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana semua
orangngoyo(memaksakan diri) untuk berkeluarga sebelum memiliki kehidupan yang
layak.”
Itulah
yang harus dimiliki oleh seorang pria Jawa kalau mau dikatakan lengkap dan
mengalami kehidupan yang sempurna. Sebenarnya tidak terlalu buruk bila
diterapkan di jaman sekarang. Rumah gak perlu mewah yang penting nyaman untuk
ditempati. Pekerjaan memang harus dimiliki seorang pria dewasa jika ingin
memasuki kehidupan berikutnya yaitu berumah tangga. Kendaraan juga , asal bisa
membawa ke tempat yang ingin kita tuju dan tak perlu mewah. Serta memiliki
hobby menunjukkan karakter seseorang. Nah kalau empat itu sudah dimiliki perlu
dipikirkan untuk mencari istri yang akan merawat rumah beserta isinya. Jangan
malah dibalik urutannya, seperti yang biasa terjadi sekarang. Sepertinya ini
filosofi yang bagus, bukan hanya untuk pria Jawa, tetapi untuk semua pria
ketika memutuskan untuk mencapai jenjang berikutnya yaitu kehidupan berumah
tangga. Satu lagi khasanah kehidupan yang bisa kita pelajari dari filosofi
Jawa.
sedangkan untuk seorang wanita,
Dalam
peradaban tradisional Jawa, kata ini sering dibeberkan sebagai akronim dari
kata-kata Putus tri perkawis, yang menunjuk kepada purna karya
perempuan dalam kedudukannya sebagai putri. Perempuan dituntut untuk
merealisasikan tiga kewajiban tiga kewajiban perempuan (tri perkawis).
Baik kedudukannya sebagai wadon,wanita, maupun estri.
Dalam
kehidupan perempuan Jawa sering kita dengar istilah masak,
macak, manak yang artinya pandai memasak, pandai berdandan atau
bersolek, dan bisa memberi keturunan.
1. masak
wanita
atau perempuan Jawa tidak sekadar membuat/mengolah makanan, melainkan
memberi nutrisi dalam rumah tangga sehingga tercipta keluarga yang sehat. Dalam
aktivitas memasak pula seorang wanita harus memiliki kemampuan meracik,
menyatukan, dan mengkombinasikan berbagai bahan menjadi satu untuk menjadi
sebuah makanan. Ini adalah wujud kasih sayang istri terhadap seluruh anggota
keluarga.
2.macak
macak adalah bersolek atau berhias.
Jangan dimaknai hanya sebagai aktivitas bersolek mempercantik diri. di dalamnya
terkandung makna menghiasi atau memperindah bangunan rumah tangga. Juga
mempercantik batinnya supaya memiliki sifat yang lemah lembut, ikhlas,
penyayang, sabar dan mau bekerja keras.
3. manak
manak artinya melahirkan anak.Tidak
semata proses bekerja sama dengan suami dalam membuat anak, mengandung dan
melahirkan seorang buah hati. Akan tetapi mengurus, mendidik, dan membentuk
karakteristik seorang anak hingga menjadi manusia seutuhnya.
Menurut
Ronggowarsito sedikitnya ada 3 watak perempuan yang jadi pertimbangan laki laki
ketika akan memilih, yaitu :
1.Watak
Wedi, menyerah, pasrah, jangan suka mencela, membantah atau menolak
pembicaraan.
Lakukan
perintah laki-laki dengan sepenuh hati.
2.Watak
Gemi, tidak boros akan nafkah yang diberikan.
Banyak
sedikit harus diterima dengan syukur. Menyimpan rahasia suami, tidak banyak
berbicara yang tidak bermanfaat. Lebih lengkap lagi ada sebuah ungkapan, gemi
nastiti ngati-ati. Kurang lebih artinya sama dengan penjelasan gemi diatas.
Siapa laki-laki yang tidak mau mempunyai pasangan yang gemi?
3.Watak
Gemati, penuh kasih.
Menjaga
apa yang disenangi suami lengkap dengan alat-alat kesenangannya seperti menyediakan
makanan, minuman, serta segala tindakan. Mungkin karena hal ini, banyak
perempuan jawa relatif bisa memasak. Betul semua bisa beli,tetapi hasil masakan
sendiri adalah sebuah bentuk kasih sayang seorang perempuan di rumah untuk
suami (keluarga).
Aku rasa
3 sifat di atas ‘tidak hanya’ cocok
diterapkan pada wanita Jawa. Kurasa semua laki laki dari suku manapun akan
menyenangi wanita dengan karakter tersebut. Karena sekarang yang dilihat bukan
asal suku nya, tetapi karakternya. Dan tidak semua perempuan Jawa punya
karakter tersebut. Dari hasil pengamatanku pada perempuan sekelilingku ada 3
watak wanita jawa yang kutangkap yaitu :
1.
tangguh, pekerja keras dan pantang menyerah
2. hemat
dan mau hidup susah
3.
penurut, setia, lembut
Bagaimanapun seorang perempuan Jawa harus mengenal filosofinya, meski gak seluruhnya dipakai begitu saja, tapi setidaknya bisa jadi pencerah .
Atau paling tidak sebagai pembatas jauh melenceng dari watak itu.
No comments:
Post a Comment