17 Apr 2015

Filosofi Laki-Laki dan perempuan jawa



Seorang pria Jawa memiliki kehidupan yang sempurna atau lengkap bila memiliki 5 hal yaitu : curigo, wismo, turonggo, kukilo, garwo . Wah, apakah itu?
1. curigo (senjata)
curigo atau keris bisa diartikan sebagai pekerjaan atau penghasilan. Seorang pria Jawa dikatakan hebat kalau punya pekerjaan atau penghasilan. Pada jaman dulu ini diartikan juga sebagai senjata atau mempunyai kemampuan untuk melindungi dirinya, bisa berwujud juga kemampuan kanuragan yang dimiliki.
2. wismo
wisma berarti rumah atau tempat tinggal. Pada jaman dahulu pria Jawa harus memiliki istananya. Kalau diartikan di jaman sekarang punya tempat tinggal sendiri yang dibeli dengan kemampuan sendiri baru dikatakan sebagai pria sejati.
3. turonggo
turonggo artinya kuda, bisa diartikan kendaraan. Makin lengkap seorang pria Jawa kalau memiliki kendaraan yang bisa membawanya kemanapun.
4. kukilo
kukilo bisa diartikan sebagai burung, atau kalau diterapkan di jaman sekarang adalah hewan piaraan, burung berkicau atau hobi dan kesenangan. Hobi menunjukkan karakter seseorang.
5. garwa
garwa merupakan kependekan darisigaraning jiwoyang bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah separuh jiwa, dengan kata lainisteri. Sungguh sangat bertolak belakang dengan apa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana semua orangngoyo(memaksakan diri) untuk berkeluarga sebelum memiliki kehidupan yang layak.”
Itulah yang harus dimiliki oleh seorang pria Jawa kalau mau dikatakan lengkap dan mengalami kehidupan yang sempurna. Sebenarnya tidak terlalu buruk bila diterapkan di jaman sekarang. Rumah gak perlu mewah yang penting nyaman untuk ditempati. Pekerjaan memang harus dimiliki seorang pria dewasa jika ingin memasuki kehidupan berikutnya yaitu berumah tangga. Kendaraan juga , asal bisa membawa ke tempat yang ingin kita tuju dan tak perlu mewah. Serta memiliki hobby menunjukkan karakter seseorang. Nah kalau empat itu sudah dimiliki perlu dipikirkan untuk mencari istri yang akan merawat rumah beserta isinya. Jangan malah dibalik urutannya, seperti yang biasa terjadi sekarang. Sepertinya ini filosofi yang bagus, bukan hanya untuk pria Jawa, tetapi untuk semua pria ketika memutuskan untuk mencapai jenjang berikutnya yaitu kehidupan berumah tangga. Satu lagi khasanah kehidupan yang bisa kita pelajari dari filosofi Jawa.
 sedangkan untuk seorang wanita,
Dalam peradaban tradisional Jawa, kata ini sering dibeberkan sebagai akronim dari kata-kata Putus tri perkawis, yang menunjuk kepada purna karya perempuan dalam kedudukannya sebagai putri. Perempuan dituntut untuk merealisasikan tiga kewajiban tiga kewajiban perempuan (tri perkawis). Baik kedudukannya sebagai wadon,wanita, maupun estri.


Dalam kehidupan perempuan Jawa sering kita dengar istilah masak, macak, manak yang artinya pandai memasak, pandai berdandan atau bersolek, dan bisa memberi keturunan.
1. masak
wanita atau perempuan Jawa tidak sekadar membuat/mengolah makanan, melainkan memberi nutrisi dalam rumah tangga sehingga tercipta keluarga yang sehat. Dalam aktivitas memasak pula seorang wanita harus memiliki kemampuan meracik, menyatukan, dan mengkombinasikan berbagai bahan menjadi satu untuk menjadi sebuah makanan. Ini adalah wujud kasih sayang istri terhadap seluruh anggota keluarga.
2.macak
macak adalah bersolek atau berhias. Jangan dimaknai hanya sebagai aktivitas bersolek mempercantik diri. di dalamnya terkandung makna menghiasi atau memperindah bangunan rumah tangga. Juga mempercantik batinnya supaya memiliki sifat yang lemah lembut, ikhlas, penyayang, sabar dan mau bekerja keras.
3. manak
manak artinya melahirkan anak.Tidak semata proses bekerja sama dengan suami dalam membuat anak, mengandung dan melahirkan seorang buah hati. Akan tetapi mengurus, mendidik, dan membentuk karakteristik seorang anak hingga menjadi manusia seutuhnya.
Menurut Ronggowarsito sedikitnya ada 3 watak perempuan yang jadi pertimbangan laki laki ketika akan memilih, yaitu :
1.Watak Wedi, menyerah, pasrah, jangan suka mencela, membantah atau menolak pembicaraan.
Lakukan perintah laki-laki dengan sepenuh hati.
2.Watak Gemi, tidak boros akan nafkah yang diberikan.
Banyak sedikit harus diterima dengan syukur. Menyimpan rahasia suami, tidak banyak berbicara yang tidak bermanfaat. Lebih lengkap lagi ada sebuah ungkapan, gemi nastiti ngati-ati. Kurang lebih artinya sama dengan penjelasan gemi diatas. Siapa laki-laki yang tidak mau mempunyai pasangan yang gemi?
3.Watak Gemati, penuh kasih.
Menjaga apa yang disenangi suami lengkap dengan alat-alat kesenangannya seperti menyediakan makanan, minuman, serta segala tindakan. Mungkin karena hal ini, banyak perempuan jawa relatif bisa memasak. Betul semua bisa beli,tetapi hasil masakan sendiri adalah sebuah bentuk kasih sayang seorang perempuan di rumah untuk suami (keluarga).
Aku rasa 3 sifat di atas ‘tidak hanya’ cocok diterapkan pada wanita Jawa. Kurasa semua laki laki dari suku manapun akan menyenangi wanita dengan karakter tersebut. Karena sekarang yang dilihat bukan asal suku nya, tetapi karakternya. Dan tidak semua perempuan Jawa punya karakter tersebut. Dari hasil pengamatanku pada perempuan sekelilingku ada 3 watak wanita jawa yang kutangkap yaitu :
1. tangguh, pekerja keras dan pantang menyerah
2. hemat dan mau hidup susah
3. penurut, setia, lembut
Bagaimanapun seorang perempuan Jawa harus mengenal filosofinya, meski gak seluruhnya dipakai begitu saja, tapi setidaknya bisa jadi pencerah . Atau paling tidak sebagai pembatas jauh melenceng dari watak itu.


No comments:

Post a Comment